12.30.2014

Trip to Banda Aceh 2012

Iseng nemuin foto-foto waktu perjalanan dinas ke Aceh bulan November tahun 2012 silam, Sayang kalau ga diarsipin di blog. Waktu itu bisa trip ke Aceh karena memang ada kerjaan lapangan nyari sampel batuan shale di daerah-daerah yang berada di kawasan Sumatera bagian utara. Well, saya ga akan cerita tentang perjalanan ke lapangan ngumpulin batuan, tapi saya akan bercerita jalan-jalannya di Kota Banda Aceh. Telat banget sebenernya postingnya, secara jalan-jalanya udah dari kapan tahun dan nulisnya baru sekarang. hehehe. Gak apa-apa ya pemirsa, kalau kata peribahasanya "lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali".

Just to remind you, pada tanggal 26 desember 2004 silam peristiwa gempa bumi 9.1 skala richter yang diikuti oleh tsunami telah memporak-porandakan serta meluluhlantakkan kota-kota di provinsi Aceh. Hampir 200 ribu jiwa lebih nyawa manusia melayang karena bencana alam ini, termasuk dengan hancurnya bangunan-bangunan dan rusaknya fasilitas kota. Begitu sangat hebatnya bencana gempa dan tsunami pada waktu sampai membuat kapal apung PLTD dengan bobot 2600 ton terdorong sejauh 5 kilometer dan teronggok di pusat kota Banda Aceh. Sungguh luar biasa bukan? Sempat nonton juga waktu itu headline news dan tayangan video langsung di televisi yang menayangkan kondisi di Aceh saat air bah menghantam pusat kota dimana orang-orang berlarian mencari tempat yang tinggi, mobil-mobil dan pepohonan serta sampah-sampah ikut hanyut terseret oleh arus air yang sangat deras. Terlihat pula orang-orang yang ikut terhanyut oleh derasnya air bah ini. MasyaAllah! Sungguh Engkau Maha besar dan dahysat. Ga kebayang juga kalau saya harus disana pada waktu itu. 

Saat pertama kali saya menginjakkan kaki di Aceh pada tahun 2012, kota-kota di provinsi Aceh telah banyak berbenah terutama terlihat di Kota Banda Aceh, dan selain itu yang bikin saya takjub adalah kondisi jalan-jalan utama provinsi yang menghubungkan kota-kota di Aceh dibuat lebar dan mulus, sehingga rasanya seperti berkendara di jalan toll dan saya rasa jalanan di Aceh adalah jalan raya terbaik se-Indonesia. Kesan pertama ketika saya menginjakkan kaki di bumi Serambi Mekkah adalah kota yang bersih, indah, dan tertata dengan rapi. Beberapa bangunan rumah tradisonal khas Aceh dan bangunan-bangunan kolonial peninggalan jaman Belanda di sekitaran pusat kota masih dapat kita jumpai. Hal ini yang membuat saya senang jika berlama-lama di kota ini. Selain itu juga suasana kotanya yang memang ga macet seperti di kota-kota besar pada umumnya. Suasana kota Banda Aceh disiang hari memang cukup terik, jadi paling yahud jalan-jalan keliling kota Banda Aceh diwaktu sore hari sembari naik becak motor a.k.a bentor. Di kota Banda Aceh jangan khawatir untuk nyari tempat makan dan tongkrongan karena di tiap sudut atau pinggiran jalan pasti banyak di jumpai warung-warung atau cafe yang menyajikan jajanan khas negeri Serambi mekkah dan tentu pula yang paling terkenal adalah kopi tarik khas Aceh. Ga heran di kota Banda Aceh banyak tempat tongkrongan yang menyediakan menu kopi karena budaya penduduk di sini adalah senang berkumpul sembari melakukan perbincangan-perbincangan dengan teman, saudara ataupun tetangga. Ngomong-ngomong masalah kopi Aceh, saya udah kapok ngopi. Gara-garanya  pada waktu itu saya kebanyakan minum kopi, alhasil jadilah pada malam harinya saya ga bisa tidur sama sekali sampai keesokan pagi disertai dengan keringet dingin, gemeteran, jantung berdebar-debar dan merasa sangat was-was. Rupanya kafein yang terkandung di Kopi Aceh sangat tinggi. Jadi bagi yang ga terbiasa ngopi mending minumnya jangan bergelas-gelas ya cukup satu cangkir aja. hehehe, nanti malah kayak saya, rasanya seperti sakaratul maut. hahaha. Semenjak pulang dari Aceh saya udah ga berani lagi minum kopi walaupun setetes.Kapok dah...

Pergi ke Aceh ga afdol rasanya jika kita ga mengunjungi masjid Baiturrahman. Masjid ini adalah ikon terkenal dari kota Banda Aceh dimana nampak dari dari depan bangunan masjid ini mirip dengan Taj Mahal di India. Masjid megah dan indah yang terletak di jantung kota Banda Aceh ini merupakan masjid kesultanan Aceh yang dibangun pada masa Sultan Iskandar Muda tahun 1022 H. Masjid Baiturrahman ini merupakan salah satu bangunan yang ga ikut rusak pada saat bencana gempa dan tsunami terjadi, dimana pada saat itu banyak sekali warga yang juga berlindung di masjid ini. Ketika saya melangkahkan kaki di halaman mesjid ini saya langsung merasakan takjub karena bangunannya yang artistik ditambah dengan aura masjidnya yang seolah-olah memanggil saya untuk masuk kedalamnya. Sayangnya di masjid ini tempat untuk mengambil air wudhu kurang memadai, mudah-mudahan sekarang tempat wudhunya udah bagus. Selain masjid Baiturahman tempat yang wajib dikunjungi adalah museum tsunami yang dibangun sekaligus sebagai monumen peringatan bagi korban tewas, serta tempat yang ga kalah menarik untuk dikunjungi adalah bangkai kapal PLTD yang kini teronggok di tengah-tengah perkampungan Gampong Punge Blang Cut di kota Banda Aceh.

Berkunjung ke Aceh ga lengkap rasanya untuk membawa oleh-oleh kopi dan dendeng. Kopi yang paling terkenal di Aceh adalah kopi gayo dan ulee kareng sedangkan dendeng yang paling nikmat konon katanya adalah dendeng yang terbuat dari daging rusa, namun sekarang rusa sudah sangat susah diburu jadi kebanyakan dendeng yang dijual adalah terbuat dari daging sapi. Jangan lupa pula untuk merasakan kuliner khas aceh yaitu mie Aceh dan Ayam tangkap. Saya sendiri kurang menyukai cita rasa mie Aceh karena bumbu-bumbunya terdiri dari rempah-rempah yang sangat kuat dan ga cocok dengan lidah saya. Sementara ayam tangkap adalah semacam hidangan ayam yang digoreng dengan daun-daunan khas Aceh yang sangat banyak. Mungkin diberi nama ayam tangkap karena harus menangkap ayam di dalam daun-daunan. hehehe. However, Bagi saya kota Banda Aceh termasuk kota yang ngangenin untuk dikunjungi selain kota-kota seperti Jogja, Bandung, Bali dan Malang tentunya.^_^

Berikut beberapa foto-foto yang memperlihatkan kondisi kota Banda Aceh November 2012:

Foto-foto Suasana Jalanan Kota Banda Aceh








Foto-foto dan Suasana di Masjid Baiturrahman










Foto-foto di Monumen Kapal Apung PLTD, Museum Tsunami dan Rumah Panggung Tradisional Aceh







 






Foto-foto Hidangan Kuliner Khas Aceh




12.25.2014

1st Wedding Anniversary

Ga berasa sudah dipenghujung tahun 2014. Ga berasa pula usia pernikahan Saya dengan Dwi tepat pada tanggal 22 desember kemaren telah menginjak usia 1 tahun dan bertepatan pula dengan usia baby Damar yang ke tiga bulan.

Well, Saya akan bercerita flash back setahun yang lalu sebelum kami menikah, sebenernya Saya ga ada rencana untuk menikah diakhir tahun 2013 atau pun menikah ditahun 2014 karena memang faktor kejombloan akut hahaha. Namun Allah SWT telah menakdirkan dan merencanakan sesuatu yang sangat indah untuk Saya dan Dwi, yaitu pernikahan.  Sebelumnya Saya dan Dwi adalah temen satu kantor di PPTMGB LEMIGAS Jakarta. Dulu pada saat awal Saya bertemu dengan Dwi, Saya bahkan ga akan menyangka kalau dialah permaisuri yang akan menjadi pendamping hidup Saya, begitu pula dengan Dwi yang mungkin ga akan menyangka bahwa Sayalah pangeran yang akan menjadi pendamping hidupnya. hahaha. Selama kurang lebih 4 tahun kami berteman semuanya terasa biasa-biasa saja, namun ga dipungkiri pertemanan yang biasa-biasa ini yang membuat Saya menaruh hati padanya.  Pasalnya dikantor yang keliatan jomblo banget adalah Saya dan Dwi. Dari kejombloan ini kami pun menjadi sasaran empuk untuk dicengin oleh temen-temen kantor.  Berawal dari sinilah Saya menyadari bahwa dia adalah sosok wanita yang ga seharusnya disia-siakan, karena dia adalah wanita cantik yang sangat lemah lembut, pintar, perhatian, sederhana, ga neko-neko, plus dia memiliki senyum dan ketawa yang bikin Saya berasa adem dan yang paling penting adalah dia ga pernah nge - cengin Saya.

Dan sampai pada akhirnya Saya harus mengucapkan terimakasih banyak kepada teman kantor kami yaitu Nurlia Eka Putri karena jasa-jasanya yang menjadi kompor sekaligus mak comblang kami. Thank you so much ya Eka, mungkin kalau ga lo panas-panas2in gw dan Dwi, mungkin sekarang gw belum nikah kali ya dan Dwi udah keburu kawin duluan entah dengan orang lain. Inget dulu Saya nembak Dwi di sebuah cafe Killeney Kopitiam di Mall Lippo Kemang, dengan modus awal minta ditemenin nonton. Ahahaha. Fortunenately, she feels like the way i feel.

Kisah pacaran Saya dengan Dwi pun ga berlangsung lama, hanya sekitar 6 bulan dan itupun kami jarang bertemu karena kesibukan saya bekerja di offshore. Kisah pacaran yang ga lama-lama ini akhirnya membuat Saya untuk memberanikan diri mengajak Dwi menikah, karena pikir kami juga buat apa menjalin hubungan pacaran toh kan lebih enak jika menikah. Akhirnya pada tanggal 22 Desember 2013 kamipun sah menjadi pasangan suami istri :D

Bahagia sekali rasanya setahun ini hidup bersama dengannya, hidup dikala susah dan senang kami lalui bersama. Rasa syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena telah memberikan saya belahan jiwa seorang wanita yang sangat sholehah, pengertian, perhatian, dan selalu membesarkan hati saya disaat sedang terpuruk, marah, kesel dan bad mood. Hehehe. Happy 1st wedding Anniversary.  I love You much more sayang..

I will always remember that day, 22 Desember 2013 and for the first time i kissed her forehead after ijab qobul.