Tahun 2012 saya pernah melakukan pendakian ke Gunung Ijen bersama adik-adik
saya Hafid dan Candra. Ceritanya saya waktu itu pulang kampung jadi sekalian
deh pengen ngajak jalan-jalan mereka. Berhubung si Hafid ini hobby naik gunung
jadilah Saya ajakin ke gunung Ijen karena paling dekat dengan rumah di Jember. Perjalanan
ke Gunung Ijen kami tempuh dengan motor selama kurang lebih 3 jam melewati kota
Bondowoso. Saat itu Candra masih kelas 6 SD dan badannya masih kecil jadi masih
muat boncengan bertiga naik motor. Berangkat dari rumah jam 3 pagi dan sampai
di kaki gunung ijen sekitar jam 6 pagi.
Ga susah menuju Gunung Ijen, karena sudah ada petunjuk arah yang terpasang di
sepanjang kota Bondowoso jadi ga kuatir bakalan tersesat. Memasuki desa dan perkebunan kopi di kaki Gunung Ijen jalannya rusak parah, jadi ini juga
mungkin yang bikin perjalanan menuju gunung ijen menjadi agak lama. Moga-moga
sekarang jalannya udah dibagusin supaya makin banyak turis yang datang ke sini.
Keinget waktu itu perjalanan dengan motor saat memasuki kaki Gunung kami sangat
kedinginan karena suhu di pagi hari sangat luar biasa dingin. Saking berasa
banget dinginnya, naik motor sambil kegemetaran dan bibir bergetar-getar. wkwkwk..
Sampai di start mendaki Gunung Ijen mataharinya udah mulai bersinar hangat,
lumayan bisa ngangetin badan yang lagi kedinginan. Sebelum mendaki kami mampir
dulu di warung nasi untuk mengisi perut dan meminum secangkir
teh hangat.
Candra ngisi perut dan nongkrong dulu di warung sebelum siap-siap mendaki Gunung Ijen |
Well, setelah tangki perut full tiba saatnya untuk mendaki. Udah ga sabar rasanya pengen ngeliat kawahnya secara langsung karena sebelumnya cuma liat gambar hasil browsing di google. Nah kejadian konyol pun terjadi, baru aja jalan beberapa meter dari warung. tiba-tiba adik saya Candra manggil saya.
Mas.. (sambil nutupin hidungnya dengan jaket dan dengan wajah pucat)
Iya Can, kenapa?
Candra pusing! Bntr Mas mau duduk dulu.
Saya dan Hafid pun kelabakan dong.. yah
Candra kok pusing kita kan baru mau naik gunung. masak udah jauh-jauh dateng
kesini ga jadi naik?
Kasian Candra KO duluan, Ga jadi naik gunung gara-gara kepalanya pusing nyium bau belereng |
Eh setelah diintrogasi ternyata bau belerang bikin Candra pusing. Yah Saya
dan Hafid pun kebingungan sambil ketawa ngeledek Candra, karena sebelum
berangkat dari rumah Candra emang maksa pingin ikut dan bilang bakalan kuat
naik gunung. Lah ini belum naik gunung udah keok duluan... yahhhhhh Candra!
Pulang dong kita. Sebenernya bau belerang disini ga terlalu menyengat, bahkan
Saya ga mencium bau belerang sama sekali, mungkin hidung Candra lebih peka.
hehe.
Tapi untungnya di start pendakian ada semacam bungalow. Karena Saya ga mau
rugi, akhirnya Saya tawarin Candra untuk tidur di bungalow. Setelah saya
rayu-rayu akhirnya mau juga dia ditinggal sendirian. Ok karena doi mau tidur di
bungalow akhirnya saya cari penjaga bungalow dan beruntungnya sewa bungalow ga
mahal, seinget Saya cuma 150 ribu rupiah. Sebenernya ga tega juga sih ninggal
Candra sendirian, tapi pikir Saya biar doi belajar berani lagian juga
mendakinya ga lama dan ga camping. Setelah saya siapin stok makanan untuk
Candra akhirnya Saya dan hafid bisa lega karena bisa mendaki Ijen dan ga jadi
pulang dengan tangan hampa. hehe..
Perjalanan mendaki ke Puncak ijen seinget saya ga sampe 3 jam, dari start
point mendaki sampai puncak hanya berjarak 3 km. Lintasannya pun juga ga sulit
karena terdapat jalan setapak yang mudah dilalui, tapi pada saat musim kemarau
lintasan pendakian sangat berdebu. Jadi bagi yang ingin mendaki ke Ijen jangan
lupa pake masker/penutup hidung. Salah juga kita mendakinya kesiangan, jadi emang
panas deh. Sepanjang pendakian sering juga kami ketemu dengan para penambang
belerang yang turun membawa berkilo-kilo pikulan belerang. Wah gila, kuat
banget tenaga orang-orang ini mendaki dan turunnya bawa beban yang berat, dan
ini sudah jadi pekerjaan mereka sehari-hari. Kalau saya udah ampun DJ!
Jarak mendaki ke puncak gunung Ijen yang cuma 3km. |
Penambang belerang Gunung Ijen. |
Karena pendakian ke puncak ijen yang relatif singkat makanya banyak juga
wisatawan lokal dan asing yang datang ke sini. Btw, ada pemandangan yang
membuat saya tercengang sekaligus pengen ngakak soalnya ngeliat cewe abg kayaknya
sih dari desa mendaki gunung pake high heels. Ya ampun mbak itu naik gunung
pake high heels apa ga pegel? hahaha..Okelah suka-suka deh..
Sampe di puncak gunung pemandangannya luar biasa spektakuler.. Subhannallah!
Kawahnya berwarna biru agak kehijauan, so wonderfull! Apalagi dari puncak Ijen
ini bisa ngeliat gumpalan-gumpalan awan putih dari dekat, berasa pengen
loncat-loncat di atas awan. Ga rugi dong saya jauh-jauh datang ke sini.
Sayangnya karena sampe di puncak ijen sekitar pukul 10 pagi asep belerang dari
kawah udah mulai tebel dan baunya sangat menyengat ditambah lagi mataharinya
yang udah panas, jadi ga bisa lama-lama menikmati pemandangan kawah soalnya di
sini juga ga ada pohon rindang untuk berlindung. Tapi gpp, dikasih
kesempatan ngeliat kawahnya yang indah ini saya udah bersyukur. Moga-moga suatu
hari nanti bisa datang ke Ijen lagi.
Pesona Gunung Ijen dengan pemandangan kawah yang berwarna turquoise. |
Pemandangan negeri di atas awan dilihat dari puncak Gunung Ijen |
Tanaman kerdil khas Puncak Gunung Ijen, kalau siang lumayan panas di puncak Ijen karena ga ada pohon rindang. |
Lintasan di puncak Ijen, sebelah kanan foto adalah jurang ke kawah |
Ini adalah kedua kalinya hafid sampai ke Gunung Ijen. |
Saya foto dulu dengan background Kawah Ijen sebelum kembali turun ke kaki gunung |
Tips mendaki ke Ijen:
1. Dianjurkan untuk mendaki gunung Ijen jam 1 atau 2 pagi, jadi bisa sampe
di puncak jam 5 pagi. Pas banget bisa nungguin sunrise muncul dan nonton
fenomena blue fire. Dan kalau datengnya pagi jadi bisa menikmati pemandangan
kawah ijen lebih lama karena ga akan kepanasan dan keganggu oleh asep belerang.
2. Bawa minum dan makanan kecil untuk bekal mendaki. Sebenernya banyak juga
orang jualan di atas, tapi buat jaga-jaga aja.
3. Bawa masker untuk menutupi hidung supaya terlindung dari debu dan ga
mencium bau belerang.
4. Bagi yang cewe2 jangan pernah pake high heels! Pakai sepatu gunung yang
nyaman karena track mendaki di awal-awal start point lumayan nanjak.
Mas,aku mau nanya soal pendakian ke Gunung Ijen sebenarnya ada nggak sih fenomena Api biru yang menyala-nyala? Mohon dijawab ya,salam dari Jakarta....
ReplyDelete